Baru Lahiran Tapi ASI Seret - Globumil

Admin || 2025-06-05

Baru Lahiran Tapi ASI Seret? Ini yang Harus Dilakukan

Baru lahiran tapi ASI masih seret, mungkin bunda langsung berpikir bayinya nggak ya, pertanyaan itu sangat umum ditanyakan oleh ibu-ibu baru. Kekhawatiran ini manusiawi dan wajar, terutama bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan. Tapi penting untuk tahu bahwa kondisi ini tidak berarti ada yang salah.

Ternyata sangat normal jika ASI Anda masih "seret" atau belum keluar dalam jumlah banyak pada hari-hari pertama setelah melahirkan, dan kemungkinan besar bayi Anda tidak akan kelaparan. Ini adalah fase alami yang disebut sebagai Stadium I Laktasi atau Laktogenesis I, di mana tubuh ibu baru mulai memproduksi ASI.

Memahami Produksi ASI di Hari-Hari Pertama Pasca Melahirkan

Proses produksi ASI adalah sebuah keajaiban biologis yang dirancang dengan sangat sempurna untuk kebutuhan bayi yang baru lahir.

  1. Kolostrum, Emas Cair untuk Bayi Baru Lahir
    1. Pada hari-hari pertama setelah melahirkan (sekitar 2-5 hari), payudara Anda tidak langsung memproduksi ASI yang melimpah seperti susu biasa. Sebaliknya, tubuh Anda menghasilkan kolostrum.
    2. Kolostrum adalah cairan kental berwarna kuning keemasan, atau kadang bening, yang sangat kaya akan nutrisi, antibodi, dan faktor pertumbuhan. Kandungannya sangat tinggi protein dan rendah lemak, sempurna untuk perut bayi yang masih sangat kecil dan sistem pencernaan yang belum matang.
    3. Meskipun jumlahnya sedikit (hanya sekitar 5-10 ml per kali menyusui di hari pertama), kolostrum sangat terkonsentrasi dan sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi Anda.
  2. Ukuran Perut Bayi yang Sangat Kecil
    1. Banyak ibu cemas karena melihat hanya sedikit tetesan kolostrum. Namun, perlu diingat bahwa lambung bayi baru lahir sangat kecil.
    2. Hari ke-1: Seukuran kelereng (5-7 ml)
    3. Hari ke-3: Seukuran buah ceri (22-27 ml)
    4. Minggu ke-1: Seukuran buah apricot atau plum kecil (45-60 ml)
    5. Jadi, sedikit kolostrum yang dihasilkan sudah cukup untuk mengisi perut mungil bayi Anda.
  3. Rem Hormonal Dilepaskan
    1. Selama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron yang tinggi bertindak sebagai "rem" yang mencegah produksi ASI melimpah.
    2. Setelah melahirkan, terutama saat plasenta keluar, kadar hormon-hormon ini turun drastis. Penurunan ini memberikan sinyal kepada otak untuk memproduksi hormon prolaktin (penghasil ASI) dan oksitosin (pemicu let-down reflex atau aliran ASI) secara maksimal.
    3. Dibutuhkan waktu sekitar 2-5 hari (bisa lebih cepat atau lebih lambat pada beberapa ibu) bagi "rem" ini untuk sepenuhnya lepas dan ASI mulai mengalir deras (milk coming in atau Laktogenesis II).

Tanda-tanda Bayi Cukup ASI (Meskipun ASI Terasa Seret)

  1. Bayi Menyusu Sering dan Efektif
    1. Bayi baru lahir perlu menyusu sering, setidaknya 8-12 kali dalam 24 jam, atau bahkan lebih sering jika bayi mau.
    2. Perhatikan isapan bayi yang efektif

Bunda akan mendengar suara menelan (bukan hanya menghisap), rahang bayi bergerak sampai ke telinga, dan pipi bayi terlihat penuh. Setelah menyusu, payudara terasa lebih kosong.

    1. Semakin sering bayi menyusu, semakin sering stimulasi pada payudara, dan semakin cepat sinyal produksi ASI ke otak.
  1. Popok Basah dan Kotor
    1. Ini adalah indikator terbaik.
    2. Popok Basah:
      • Hari ke-1: Minimal 1 popok basah
      • Hari ke-2: Minimal 2 popok basah
      • Hari ke-3: Minimal 3 popok basah
      • Hari ke-4 dan seterusnya: Minimal 6 popok basah dalam 24 jam (dengan urine berwarna bening atau kuning muda).
    3. Popok Kotor (BAB):
      • Hari ke-1: Kotoran hitam kehijauan (mekonium)
      • Hari ke-2-3: Kotoran transisi (lebih terang, kehijauan, agak cair)
      • Hari ke-4 dan seterusnya: Kotoran berwarna kuning mustard, encer, berbiji (sekali hingga berkali-kali sehari).
  2. Bayi Tampak Tenang dan Puas Setelah Menyusu
    1. Setelah sesi menyusui yang efektif, bayi akan terlihat rileks, tenang, mungkin tertidur, dan tidak rewel.
    2. Bibir tampak lembap.
  3. Berat Badan Bayi
    1. Bayi baru lahir wajar mengalami penurunan berat badan (sekitar 5-10%) dalam beberapa hari pertama. Ini normal karena mereka mengeluarkan cairan yang terakumulasi selama di rahim.
    2. Berat badan akan mulai naik kembali setelah ASI melimpah dan mencapai berat lahirnya kembali di usia sekitar 10-14 hari.

Apa yang Harus Dilakukan Jika ASI Terasa Seret?

  1. Susui Bayi Sesering Mungkin (On Demand)

Ini adalah kunci utama. Jangan batasi waktu menyusui. Biarkan bayi menyusu kapan pun ia menunjukkan tanda-tanda lapar (menggerakkan mulut, menjilat bibir, tangan ke mulut, bukan menunggu menangis). Menyusui sering dan efektif mengirimkan sinyal ke tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI.

  1. Pastikan Perlekatan (Latching) yang Benar

Perlekatan yang baik memastikan bayi mendapatkan kolostrum/ASI secara efektif dan memberikan stimulasi yang tepat pada payudara. Cari bantuan konsultan laktasi atau tenaga medis jika Anda kesulitan.

  1. Hindari Sufor (Susu Formula) atau Air Putih Tambahan (Kecuali Ada Indikasi Medis)

Pemberian sufor atau air putih di hari-hari pertama dapat membuat bayi kenyang, mengurangi frekuensi menyusu langsung pada payudara, dan memperlambat proses milk coming in.

  1. Istirahat Cukup dan Nutrisi Seimbang

Jaga kesehatan fisik dan mental Anda. Istirahat yang cukup dan asupan makanan bergizi serta cairan yang memadai sangat membantu proses pemulihan dan produksi ASI.

  1. Tetap Positif dan Percaya Diri

Kecemasan berlebihan bisa menghambat let-down reflex. Yakinlah pada kemampuan tubuh Anda.

  1. Kontak Kulit ke Kulit (Skin-to-Skin)

Lakukan skin-to-skin sesering mungkin dengan bayi Anda. Ini tidak hanya menenangkan bayi tetapi juga membantu menstabilkan suhu tubuh bayi dan merangsang refleks menyusu serta produksi ASI ibu.

Rasa "seret" pada ASI di hari-hari pertama setelah melahirkan adalah hal yang sangat normal dan merupakan bagian dari adaptasi tubuh. Fokus pada frekuensi menyusui yang sering, perlekatan yang benar, dan perhatikan tanda-tanda kecukupan ASI pada bayi, bukan hanya jumlah ASI yang keluar.